Selasa, 20 Juni 2023

Meningkatkan Literasi atau Minat Baca Siswa dengan Cara Ini

 


Sumber foto: https://foto.bisnis.com/

Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki tingkat kegemaran membaca yang rendah. Menurut data survey Programme for International Student Assessment (PISA) yang diinisiasi oleh Organization of Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2018, Indonesia mendapatkan skor membaca dengan ratarata 382.0 dengan peringkat 71 dari 77 negara partisipan (OECD, 2018). Nilai rata-rata tersebut dikategorikan rendah karena berada di bawah skor 450, yang artinya peserta didik Indonesia memiliki tingkat kegemaran membaca yang masih rendah. Sedangkan menurut data survey Nasional oleh Perpusnas RI, tingkat kegemaran membaca nasional tahun 2021 mendapatkan skor 59,52 dengan kategori sedang (Perpusnas RI, 2021).

Seperti kata pepatah “buku adalah jendela dunia” merupakan sebuah representasi makna, bahwa dengan membaca kita dapat mengetahui apa saja yang terjadi di dunia ini. Kemudian munculah pertanyaan kenapa Indonesia belum menjadi negara maju?, apakah Indonesia adalah sebuah tempat tinggal tanpa jendela? atau penghuni nya yang enggan membuka jendela sehingga memposisikan dirinya di dalam kegelapan tanpa cahaya?. Jika masyarakat Indonesia khususnya generasi muda enggan untuk membuka jendela (membaca buku), maka peradaban bangsa tidak akan mendapatkan cahaya (Ilmu pengetahuan dan informasi).

Kegemaran membaca generasi muda yang rendah akan sangat mempengaruhi kualitas peradaban bangsa Indonesia. Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa generasi bangsa Indonesia yang berusia rentang 15-24 tahun berjumlah 44,7 juta jiwa pada bulan Februari tahun 2022 (Badan Pusat Statistik, 2022). Apabila 44,7 juta jiwa tersebut tidak diberi perhatian untuk ditingkatkan kegemaran membaca atau literasinya, maka generasi muda Indonesia akan kesulitan dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi dunia, dimana hal tersebut akan berdampak pada ketertinggalan bangsa Indonesia karena kurangnya ilmu pengetahuan dan informasi untuk bersaing dengan dunia luar. 

Generasi muda Indonesia yang memiliki kegemaran membaca yang tinggi akan memiliki sifat yang cerdik dan pandai dalam menemukan serta merekam warisan literasi informasi yang sangat berguna bagi proses kehidupan sosial yang sangat dinamis ini. Oleh sebab itu perlu pemupukan kegemaran membaca yang dilakukan sejak dini. Menurut Jean Piaget anak yang berada pada tahap praoperasional atau berusia 2 tahun sampai 7 tahun sudah mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata, gambar-gambar dan mulai belajar membaca, menulis serta bercerita. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa usia 2 sampai 7 tahun (usia awal memasuki sekolah dasar) merupakan golden age anak atau usia emas anak yang sangat sesuai untuk diberikan kebiasaankebiasan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Pemupukan kegemaran membaca sejak dini ini perlu dukungan yang masif dari orangtua dan guru sebagai aktor yang behadapan langsung dalam kehidupan sehari-hari anak. Sejalan dengan penelitian Demak (2011) yang menyatakan bahwa orangtua merupakan faktor penentu atas tebentuknya minat baca atau kegemaran membaca anak. Orangtua harus proaktif berkolaborasi dengan guru di sekolah untuk menciptakan iklim yang mendukung kegemaran membaca anak. 

Oleh sebab itu, diperlukan program untuk meningkatkan minat baca siswa sejak dini. Salah satu program yang dapat dijadikan solusi atau upaya dalam meningkatkan kegemaran membaca anak adalah “MEBEMAPA” atau singkatan dari Membaca Bersama Mama Papa yang dapat di akses pada link berikut: MABEMAPA PROGRAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar